Saat ini taruna/i
tingkat II Jurusan Diploma III Perkeretaapian sedang mempelajari mata kuliah
Teknik Jembatan dan Terowongan Kereta Api yang menyangkut desain dan konstruksi
jembatan dan terowongan.Untuk mendukung teori-teori yang didapat pada materi perkuliahan,
maka dilakukan kunjungan agar taruna/i dapat memahami mata kuliah tersebut
secara mendalam. Di jalur rel kereta api lintas Purwokerto-Kroya, kami
mengunjungi Terowongan Kebasen, Jembatan Kaliserayu dan Terowongan Notog.
Disana taruna/i mempelajari mengenai cara pembangunan jembatan dan terowongan
baru beserta konstruksi-konstruksinya sebagaimana yang didapat di kampus.
Dimana yang nantinya jalur di jembatan dan terowongan existingakan dipindahkan jalurnya ke jalur jembatan dan terowongan
yang baru dengan sejumlah pertimbangan salah satunya yaitu kecepatan dan
kapasitas lintas.
Jembatan
merupakan konstruksi yang diperuntukkan sebagai sarana penghubung dua daerah
yang terpisah oleh sungai, palung, lembah, dll. Jembatan memiliki dua struktur yaitu struktur
atas dan struktur bawah.Struktur atas terdiri dari lantai jembatan, gelagar,
rangka, dll sedangkan pada bagian struktur bawah terdiridari pangkal pilar dan
pondasi.
Berbeda dengan
terowongan, jika jembatan pembangunannya berada di atas maka pada pembangunan
terowongan berada di bawah atau melubangi bukit dan sebagainyaTerowongan
merupakan struktur bawah tanah yang punya panjang lebih besar dari penampang
galian bagian dalam dengan kemiringan longitudinalnya
kurang dari 15%. Terowongan
untuk jalur kepentingan kereta api antara lain yaitu terowongan pegunungan,
terowongan perisai dan terowongan gali timbun. System terowongan harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu terdapat ruang bebas, memiliki kemiringan untuk
saluran air, kedap air, memiliki stabilitas konstruksi dll.
Jembatan dan terowongan
tidak pernah lepas dengan kereta api. Setiap rel yang dibuat untuk pembuatan
jalan kereta api membutuhkan jembatan sebagai
penghubung antara dua daerah maupun membuat terowongan untuk menembus suatu
bukit atau membuat jalan di bawah tanah. Kedua bangunan konstruksi tersebut
menjadi bagian yang sangat penting terutama untuk daerah yang sulit diakses seperti pegunungan
dimana kereta api dapat melintas di daerah tersebut.
Adapun hal hal yang
melatarbelakangi kami melakukan kunjungan ini antara lain:
- Masih kurangnya study lapangan sehingga perlu diadakan peninjauan langsung mengenai prasarana perkeretaapian berupa jembatan dan terowongan.
- Terbatasnya pengetahuan tentang penerapan penerapan dari teori yang telah didapat dalam perkuliahan
Kunjungan dilaksanakan
pada:
Hari : Sabtu, 16 Desember 2017
Jam : 07.00 s/d selesai
Tempat : Terowongan Kebasen, Daerah Operasi V Purwokerto,
Gambarsari, Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah
1.
Lokasi
terowongan
Provinsi : Jawa Tengah
Kabupaten
: Banyumas
Kecamatan
: Kebasen
Desa
: Gambarsari
Letak : km +493,2
antara Stasiun Kebasen dan Stasiun Notog Lintas
Purwokerto–Kroya
2.
Data
terowongan
Penampang terowongan : Tunggal dengan jalur ganda
Panjang : 292 m
Jenis listrik : Non listrik
Bantalan : Bantalan Beton
Portal :
Masuk = beton bertulang
Keluar = beton bertulang
Lengkung atap : beton bertulang
Dinding : beton
bertulang dan shotcrete
Invert :
beton bertulang
Tebal lining :
Untuk Tunnel tipe SP 70 cm
Untuk Tunnel tipe D 30 cm
Untuk Tunnel tipe C 35 cm
Untuk Tunnel tipe B 30 cm
Drainase longitudinal :
Kanan, kiri dan tengah. Dengan tiap 10 m dilakukan crossing. Drainase P3 – P4
mengarah keP4
Bentang :
Portal 1 – 2 = 109 m
Portal 3 – 4 = 183 m
Diameter : 9,6 m
Overburden : dari aling rendah 1,5 m dan paling
tinggi 60 m
Tipe
rel :
rel R.54
Posisi
jalur :
P1 – P2 jalur lurus
P3 – P4 jalur lengkung dengan R.500
3.
Data Proyek Pembangunan
Kontrak pembangunan :
7 Desember 2016 dan selesai pada 31 Desember 2018
Dibangun
oleh :
PT Adhi Karya
Tujuan
dibangun :
Menghubungkan jalur kereta api Kebasen - Notog
Proyek pembangunan Terowongan Kebasen direncanakan untuk menggantikan terowongan kebasen existing sepanjang 79 m. Rute terowongan
kebasen baru ini dengan menggunakan double track dengan jalur dari stasiun
kebasen baru. Sedangkan jalur lama dan stasiun kebasen lama yang letaknya
sekitar 50 m setelah stasiun kebasen baru kemungkinan akan dinon-aktifkan. Calon
jalur baru terowongan ini mengikuti jalan raya Patikraja – Kebasen. Proyek
terowongan kebasen ini pembangunannya dikerjakan oleh PT Adhi Karya dengan
jangka waktu kontrak pembangunan yaitu 2 tahun dari 7 Desember 2016 dan
ditargetkan selesai pada 31 Desember 2018 dan direncanakan mulai dioperasikan
mulai awal 2019. Terowongan ini terdapat pada lintas Cirebon-Keroya, Terowongan
Kebasen ini terdapat 2 terowongan dengan 4 portal, terowongan pertama
direncanakan sepanjang 109 m dan terowongan kedua sepanjang 183 m. Terowongan
ini dibagi dalam 4 tipe yang dilakukan berdasarkan perkuatan yang diperlukan,
yaitu tipe SP di paling depan, tipe D, tipe C, dan tipe B.
Seperti yang dijelaskan oleh narasumber, tahapan
yang dilakukan yaitu :
1. Marking, penandaan terowongan yang akan dibuat di
bukit yang akan ditembus.
2. Forepolling, pemasangan besi yang digunakan
sebagai perkuatan jembatan yang ditancapkan ke dinding terowongan menggunakan
alat jumbo drill.
3. Pull out
4. Drilling, proses drilling ini dilakukan setiap 1 m.
5. Waterproofing membran, proses melapisi dinding
terowongan untuk menahan kebocoran air di dinding terowongan.
6. Geotestil
7. Pemasangan besi beton SC34
8. Lining, merupakan pemasangan line/dinding
terowongan.
9. Pemasangan track. Untuk terowongan ini
direncanakan pemasangan track dilakukan pada bulan Oktober – Februari
10. Pengecetan terowongan
Kesulitan maupun hambatan yang ditemui dalam
pembangunan terowongan kebasen baru ini adalah :
1. Safety kurang. Daerah yang akan dibangun
terowongan ini merupakan daerah dengan tanah yang mudah runtuh, sehingga para
pekerja atau siapapun yang masuk harus menggunakan APD (alat pelindung diri).
2. Kekerasan batu yang terdapat di daerah tersebut
tidak cocok dengan alat yang ada.
3. Overbreak. Ilmu tanah ini merupakan ilmu yang
unpredictable artinya tidak dapat diprediksi. Batas penggalian tanah sudah
ditentukan disaat awal kontrak, sehingga pelaksana proyek tidak boleh menggali
tanah melebihi batas atau pelaksana proyek itu akan rugi.
Area overbreak itu tidak masuk dalan kontrak
kerja, jadi perusahaan pelaksana proyek itu bisa rugi, karena area overbreak
itu harus diganti dengan beton dengan mutu tinggi.
Tambahan
:
a. Proses galian, blasting dan meakanis menggunakan
metodde pengecoran
b. Steel arch menggunakan H-Beam 140-150 cm tiap 1,2
m
c. Shotcrete menggunakan beton FC18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar