Senin, 05 Februari 2018

Kunjungan Taruna STTD ke Pembangunan Terowongan Kereta Api Kebasen

Saat ini taruna/i tingkat II Jurusan Diploma III Perkeretaapian sedang mempelajari mata kuliah Teknik Jembatan dan Terowongan Kereta Api yang menyangkut desain dan konstruksi jembatan dan terowongan.Untuk mendukung teori-teori yang didapat pada materi perkuliahan, maka dilakukan kunjungan agar taruna/i dapat memahami mata kuliah tersebut secara mendalam. Di jalur rel kereta api lintas Purwokerto-Kroya, kami mengunjungi Terowongan Kebasen, Jembatan Kaliserayu dan Terowongan Notog. Disana taruna/i mempelajari mengenai cara pembangunan jembatan dan terowongan baru beserta konstruksi-konstruksinya sebagaimana yang didapat di kampus. Dimana yang nantinya jalur di jembatan dan terowongan existingakan dipindahkan jalurnya ke jalur jembatan dan terowongan yang baru dengan sejumlah pertimbangan salah satunya yaitu kecepatan dan kapasitas lintas.

Jembatan merupakan konstruksi yang diperuntukkan sebagai sarana penghubung dua daerah yang terpisah oleh sungai, palung, lembah, dll. Jembatan memiliki dua struktur yaitu struktur atas dan struktur bawah.Struktur atas terdiri dari lantai jembatan, gelagar, rangka, dll sedangkan pada bagian struktur bawah terdiridari pangkal pilar dan pondasi.

Berbeda dengan terowongan, jika jembatan pembangunannya berada di atas maka pada pembangunan terowongan berada di bawah atau melubangi bukit dan sebagainyaTerowongan merupakan struktur bawah tanah yang punya panjang lebih besar dari penampang galian bagian dalam dengan kemiringan longitudinalnya kurang dari 15%. Terowongan untuk jalur kepentingan kereta api antara lain yaitu terowongan pegunungan, terowongan perisai dan terowongan gali timbun. System terowongan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu terdapat ruang bebas, memiliki kemiringan untuk saluran air, kedap air, memiliki stabilitas konstruksi dll.

Jembatan dan terowongan tidak pernah lepas dengan kereta api. Setiap rel yang dibuat untuk pembuatan jalan kereta api membutuhkan jembatan sebagai penghubung antara dua daerah maupun membuat terowongan untuk menembus suatu bukit atau membuat jalan di bawah tanah. Kedua bangunan konstruksi tersebut menjadi bagian yang sangat penting terutama untuk daerah yang sulit diakses seperti pegunungan dimana kereta api dapat melintas di daerah tersebut.
Adapun hal hal yang melatarbelakangi kami melakukan kunjungan ini antara lain:

  1. Masih kurangnya study lapangan sehingga perlu diadakan peninjauan langsung mengenai prasarana perkeretaapian berupa jembatan dan terowongan.
  2. Terbatasnya pengetahuan tentang penerapan penerapan dari teori yang telah didapat dalam perkuliahan
Kunjungan dilaksanakan pada:
Hari          : Sabtu, 16 Desember 2017
Jam           : 07.00 s/d selesai
Tempat     : Terowongan Kebasen, Daerah Operasi V Purwokerto, Gambarsari, Kebasen, Banyumas, Jawa Tengah

1.      Lokasi terowongan
Provinsi         : Jawa Tengah
Kabupaten    : Banyumas
Kecamatan    : Kebasen
Desa              : Gambarsari
Letak             : km +493,2 antara Stasiun Kebasen dan Stasiun Notog Lintas PurwokertoKroya

2.      Data terowongan
Penampang terowongan       : Tunggal dengan jalur ganda
Panjang                                 : 292 m
Jenis listrik                            : Non listrik
Bantalan                                : Bantalan Beton
Portal                                                : Masuk = beton bertulang
                                                Keluar = beton bertulang
Lengkung atap                      : beton bertulang
Dinding                                 : beton bertulang dan shotcrete
Invert                                                : beton bertulang
Tebal lining                           : Untuk Tunnel tipe SP 70 cm
                                                Untuk Tunnel tipe D 30 cm
                                                Untuk Tunnel tipe C 35 cm
                                                Untuk Tunnel tipe B 30 cm
Drainase longitudinal            : Kanan, kiri dan tengah. Dengan tiap 10 m dilakukan crossing. Drainase P3 – P4 mengarah keP4
Bentang                                : Portal 1 – 2 = 109 m
                                                Portal 3 – 4 = 183 m
Diameter                               : 9,6 m
Overburden                           : dari aling rendah 1,5 m dan paling tinggi 60 m
Tipe rel                                  : rel R.54
Posisi jalur                             : P1 – P2 jalur lurus
                                                P3 – P4 jalur lengkung dengan R.500
3.      Data Proyek Pembangunan
Kontrak pembangunan         : 7 Desember 2016 dan selesai pada 31 Desember 2018
Dibangun oleh                      : PT Adhi Karya
Tujuan dibangun                   : Menghubungkan jalur kereta api Kebasen -  Notog

Proyek pembangunan Terowongan Kebasen direncanakan untuk menggantikan terowongan kebasen existing sepanjang 79 m. Rute terowongan kebasen baru ini dengan menggunakan double track dengan jalur dari stasiun kebasen baru. Sedangkan jalur lama dan stasiun kebasen lama yang letaknya sekitar 50 m setelah stasiun kebasen baru kemungkinan akan dinon-aktifkan. Calon jalur baru terowongan ini mengikuti jalan raya Patikraja – Kebasen. Proyek terowongan kebasen ini pembangunannya dikerjakan oleh PT Adhi Karya dengan jangka waktu kontrak pembangunan yaitu 2 tahun dari 7 Desember 2016 dan ditargetkan selesai pada 31 Desember 2018 dan direncanakan mulai dioperasikan mulai awal 2019. Terowongan ini terdapat pada lintas Cirebon-Keroya, Terowongan Kebasen ini terdapat 2 terowongan dengan 4 portal, terowongan pertama direncanakan sepanjang 109 m dan terowongan kedua sepanjang 183 m. Terowongan ini dibagi dalam 4 tipe yang dilakukan berdasarkan perkuatan yang diperlukan, yaitu tipe SP di paling depan, tipe D, tipe C, dan tipe B.
Seperti yang dijelaskan oleh narasumber, tahapan yang dilakukan yaitu :
1.      Marking, penandaan terowongan yang akan dibuat di bukit yang akan ditembus.
2.      Forepolling, pemasangan besi yang digunakan sebagai perkuatan jembatan yang ditancapkan ke dinding terowongan menggunakan alat jumbo drill.
3.      Pull out
4.      Drilling, proses drilling ini dilakukan setiap 1 m.
5.      Waterproofing membran, proses melapisi dinding terowongan untuk menahan kebocoran air di dinding terowongan.
6.      Geotestil
7.      Pemasangan besi beton SC34
8.      Lining, merupakan pemasangan line/dinding terowongan.
9.     Pemasangan track. Untuk terowongan ini direncanakan pemasangan track dilakukan pada bulan Oktober – Februari
10.  Pengecetan terowongan

Kesulitan maupun hambatan yang ditemui dalam pembangunan terowongan kebasen baru ini adalah :
1.      Safety kurang. Daerah yang akan dibangun terowongan ini merupakan daerah dengan tanah yang mudah runtuh, sehingga para pekerja atau siapapun yang masuk harus menggunakan APD (alat pelindung diri).
2.      Kekerasan batu yang terdapat di daerah tersebut tidak cocok dengan alat yang ada.
3.      Overbreak. Ilmu tanah ini merupakan ilmu yang unpredictable artinya tidak dapat diprediksi. Batas penggalian tanah sudah ditentukan disaat awal kontrak, sehingga pelaksana proyek tidak boleh menggali tanah melebihi batas atau pelaksana proyek itu akan rugi.
Area overbreak itu tidak masuk dalan kontrak kerja, jadi perusahaan pelaksana proyek itu bisa rugi, karena area overbreak itu harus diganti dengan beton dengan mutu tinggi.

Tambahan :
a.       Proses galian, blasting dan meakanis menggunakan metodde pengecoran
b.      Steel arch menggunakan H-Beam 140-150 cm tiap 1,2 m
c.       Shotcrete menggunakan beton FC18





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kunjungan Taruna STTD ke Proyek Pembangunan Jembatan Kali Serayu

       Kami dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat jurusan Diploma III Perkeretaapian pada tanggal 16 Desember 2017 melaksanakan kunjungan k...